Segala puji hanya kepunyaan Allah SWT. Mudah-mudahan shalawat dan salam ta’zhim selalu dilimpahkan kepada imam kaum muslimin dan mukminin (imamul muslimin wal mukminin), pemimpin orang yang bertakwa (imamul muttaqin), panglima para mujahidin (qaidul mujahidin), uswatun hasanan (suri tauladan yang baik), asyraful anbiya wa imamil mursalin (nabi yang terbaik dan pemimpin para Rasul) Rasulullah SAW dan kepada para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepadanya) bersabda dalam salah satu hadits shahihnya.
Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (islam), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani Dan Majusi (HR. Bukhari Dan Muslim).
Pada awalnya komposisi tubuh manusia itu dalam keadaan sehat wal ‘afiat secara lahir dan batin. Tetapi, seringkali terjangkiti berbagai penyakit yang datang di kemudian hari (susulan). Hal itu terjadi karena manusia tidak konsisten (istiqamah) dalam memelihara kebersihan tubuhnya. Tidak mandi, tidak rajin menggosok gigi, tidak dibersihkan setelah membuang hajat, pakaiannya tidak dibersihkan secara rutin, jarang menyisir rambut, dll. Dalam keadaan demikian, anggota tubuhnya akan rentan terserang penyakit. Kuman penyakit akan menetap di tubuh dan semakin parah. Sebaliknya, jika ia giat menjaga kebersihan dirinya, maka ia akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Dan tidak mudah terjangkiti penyakit tertentu.
Demikian pula dengan struktur ruhani. Pada asalnya jiwa manusia itu sehat. Memiliki kecenderungan terhadap dinul Islam. Senang kepada perbuatan yang dikenali hati (ma’ruf). Dan benci terhadap perbuatan yang diingkari hati (mungkar). Senang dengan kejujuran dan benci terhadap kebohongan. Kemudian bisa ditimpa penyakit/virus ruhani seperti serakah, sombong, dengki dan dendam, yang merupakan pemicu pelanggaran yang dilakukan manusia sepanjang sejarahnya, apabila manusia tidak rajin memelihara kesehatan ruhaniya secara all out (mati-matian) dan berkesinambungan. Dengan melakukan mujahadah dan riyadhah (latihan batin).
Dengan melakukan tajarrud (all out untuk menyembah Allah SWT), tawajjuh (focus kepada-Nya), tabattul (mengambil jarak sejenak dari kesibukan duniawi), dan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah SWT) adalah media yang paling efektif untuk membuat kekebalan susunan ruhani manusia (manna’ah) lebih kuat. Sehingga tidak mudah terjangkit virus ruhani yang berbahaya tersebut.
Skripsi yang berjudul “Alasan Fundamental Kembali Kepada Islam” sengaja disusun dengan redaksi yang disesuaikan dengan marhalah (tingkat) pemahaman (logika berpikir) yang sederhana, untuk memenuhi dahaga keilmuan Islam dan spiritual pemuda atau siswa sekolah menengah dan sederajat, agar membantunya dalam ikhtiar mempertahankan fitrah sucinya dari kontaminasi (kotoran) syubhat (kerusakan pola pikir), syahwat (kerusakan akhlak) dan ghaflah (kelalaian dari tujuan kehadirannya di dunia ini), di tengah-tengah benturan peradaban materialisme.
Jika masa muda bisa dimaksimalkan untuk tunduk dan patuh kepada ajaran dinul Islam, disamping masa tuanya semakin berbudi, pula Allah SWT akan memberikan penghargaan khusus di Padang Mahsyar atas perjuangannya. Ketika tiada naungan kecuali naungan dari-Nya. Mengelola masa muda yang bergejolak dan bergolak, untuk memiliki ghirah (kecemburuan) berislam tidak mudah dan sederhana. Karena, dorongan untuk bermaksiat sama kuatnya dengaan dorongan untuk taat kepada Allah SWT.
Surga itu diperuntukkan bagi orang yang taat, sekalipun ia berasal dari suku Eithopia, dan neraka itu disediakan untuk orang yang menyimpang/melanggar ajaran Islam, sekalipun ia berasal dari suku Quraisy (suku Arab yang terhormat) (al-Hadits).
Demikian, semoga Allah SWT selalu menyertai perjalanan kehidupan kita dalam memahami, mengamalkan, mendakwakan dan memperjuangkan orisinilitas dinul Islam. Sehingga kita bisa hidup secara terhormat dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah (Sa’adatud Darain). Amin Ya Mujibas Sailin. Wallahu a’lam Bish Shawab.