Keunikan
Dunia Pesantren
By : Ust. Sholih
Hasyim
Prolog
Barangkali masih segar dalam ingatan kita, Tafsir
Bahasa Jawa “Al
Ibriz” yang hingga kini
menjadi rujukan utama kaum muslimin, utamanya komunitas pesantren di Pulau Jawa.
Bahkan, hingga kini kitab tersebut di Semarang di bedah secara rutin, selama
bertahun-tahun, dan berkali-kali naik cetak. Siapakah penyusun kitab tafsir
tersebut ?. Beliau adalah KH. Bisyri Musthofa. Tokoh Internasional yang harum
namanya, sekalipun ia telah meninggalkan kita hampir satu abad. Apakah rahasia
keberhasilan beliau menjadi tokoh, dan kesuksesan beliau dalam mengantarkan
putra-putrinya menjadi tokoh Nasional. Diantara putranya yang kita kenal adalah
Gus Mus, KH. Kholil Bisyri (alm), dll.
Jika kita melihat silsilah beliau, sungguh beliau dilahirkan dari orang
biasa. Bapaknya seorang kusir di Rembang. Sebelum menitipkan putranya “Bisyri
kecil” kepada KH. Kholil, beliau mengatakan : Pak Kiyai, Saya sadar tidak memiliki ilmu yang cukup dan
mutu spiritual yang memadai, saya hanyalah seorang kusir. Saya hanya dapat mencukupi kebutuhan pisik anak saya. Untuk
urusan keilmuan dan spiritual, saya angkat tangan. Saya juga sadar, jika anak
saya tidak terangkat derajatnya, tentu akan tergerus kebahagiaan saya.